Close Menu
    Terbaru

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Panata Dipantara
    panata
    • Beranda
    • Akpim Dipantara
    • Berita
    • DA Institute
    • Ekonomi Bisnis
    • Historiografi
    • Khasanah Pikir
    • Sastra
      • Cerpen
      • Puisi
    • Redaksi
      • Pengiriman Naskah
      • Tim Redaksi
    Panata Dipantara
    Home»Historiografi»Kesadaran Sejarah Sebagai Kesadaran Nasional
    Historiografi

    Kesadaran Sejarah Sebagai Kesadaran Nasional

    30 Views21 Juli 2024Updated:16 Agustus 2024Tidak ada komentar4 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Telegram Pinterest Tumblr Reddit Email
    Ulama NU
    Share
    Facebook Twitter WhatsApp Copy Link

    Terdapat adagium yang mengatakan bahwa hanya bangsa yang memiliki sejarahlah bangsa yang memiliki masa depan dan kebesaran, karena kebesaran sebuah bangsa ditentukan oleh pondasi yang dibangun leluhurnya di masa lalu. Kesadaran itu tumbuh mulai dari cerita dari generasi kegenerasi kemudian ditulis menjadi sebuah catatan atau buku. Begitu pula cara menghancurkan sebuah bangsa juga dengan cara menghancurkan sejarahnya, sehingga mereka kehilangan jati diri karena kehilangan pijakan masa lalunya, menjadi bangsa yang yatim piatu. Itulah cara yang dilakukan penjajah Eropa pada bangsa terjajah seperti di Amerika, Afrika dan Asia serta Australia banyak bangsa yang kehilangan sejarahnya.

    Beruntung bangsa Inondonesia, walaupun lama dijajah Eropa secara silih berganti  tetapi tidak semua sejarah bisa dihilangkan, paling banter dibelokkan, karena terus berusaha dijaga, namun demikian tetap banyak yang hilang. Karena itulah sejak dini seorang pejuang kemerdekaan bernama R. Mas Said yang dikenal dengan Pangeran Sambernyowo menulis perjalanan hidup dan perjuangannya sendiri yang diberi judul Babat Tutur atau Babat Nitik dan sebagainya. Buku itulah yang kemudian menjadi sumber sejarah yang otentik bagi sejarah Nusantara. Pada abad berikutnya P. Diponegoro juga menuliskan sejarah perjalanan dan perjuangannya dalam sebuah naskah yang disebut Babad Diponegoro. Semuanya untuk mengindari manipulasi sejarah oleh kolonial.

    Islam sendiri mengajarkan Nabi mengharuskan para sahabatnya kemana saja agar tidak lupa membawa pena, guna menulis mencatat apa yang dilihat dan dialami. Maka tidak aneh kalua sejarah Islam itu walaupun muncul di pertengahan awal abad masehi, tetapi semuanya tercatat dengan baik. Karena itulah KH. Hasyim Asyar’i dalam sebuah seruannya pada para Ulama agar banyak membaca sejarah karena dengan membaca sejarah bisa mengetahui jatuh bangunnya sebuah bangsa dan menjadikan kita orang yang arif bijaksana dalam bertindak.

    Dalam kenyataannya sejarah Islam khususnya sejarah NU sangat banyak dimanipulasi oleh Belanda. NU dilukiskan sebagai organisasi yang sedemikain buruk, yaitu tradisional, tidak memiliki arah yang jelas dan tidak tertib. Pandangan itu diikuti oleh para orientalis lain, dan para cendekiawan pribumi di perguruan tingga sehingga citra NU menjadi demikian buruk, padahal NU punya prestasi cemerlang baik zaman, Belanda, Jepang maupun masa Kemerdekaan. Karena itu KH. Saifuddin Zuhri seorang wartawan dan juga pejuang kemerdekaan mengingatkan bahwa: membaca sejarah adalah penting tetapi yang terpenting adalah membuat sejarah. Menulis sejarah tidak sekadar mencatat peristiwa penting, tetapi  membuat sejarah, yang menjadikan diri kita sebagai sebagai pelaku utama dalam sejarah.

    Tetapi dalam kenyataannya sejarah Indonesia yang ditulis para indolog Belanda yang banyak menyimpang itu dilanjutkan para orientalis dari Eropa yang lain, sehingga menyingkirkan peran Islam dalam sejarah perjuangan Bangsa dan itu diikuti oleh para sejarawan Indonesia. Maka kemudian hal itu direspon keras oleh KH. Wahib Wahab tahun 1977 memberitahukan pada pimpinan NU bahwa peran Umat Islam  telah disingkirkan dari panggung sejarah perjuangan bangsa. Penulisan sejarah Nasional Indonesia memang didominasi kelompok cendekian, akademisi sejarawan Indonesia keskular yang mereka adalah didikan Belanda.

    Melihat kenyataan itu maka pada tahun 1982-1983 KH. Munasir Ali seorang veteran pejuang 1945 mulai mengorganisir para cendekiawan NU untuk menganatisipasi hal ini. Salah satu langkah spektakular yang dilakukan KH. Munasir adalah menginventarisir arsip penting NU, kemudian dititipkan di Arsip Nasional (ANRI) agar mudah diakses oleh cendekiawan dan sejarawan yang mau menulis tentang Islam khususnya NU. Langkah KH. Munasir itu dilanjutkan oleh H. Abdul Mun’im DZ yang kembali menginventarisir arsip penting NU yang bertebaran di mana-mana untuk diserahkan untuk dikelola oleh ANRI agar aman terawat dan bisa dengan mudah diakses oleh para sejarawan.

    Langkah itu memiliki dampak yang luar biasa menjadikan NU sebagai organisasi dengan sistem pengarsipan terbaik, tetapi bukan itu yang terpenting bahwa para sejarawan bisa menulis sejarah NU dengan lebih proposional, karena tersedia sumber dan data yang akurat dan lengkap. Langkah ini sudah sebagai bantahan bahwa organaisai NU bukanlah organisasi yang asal-asalan, melainkan organisasi yang sejak awal sangat tertib administrasi.

    Semangat itu dilanjutkan oleh para aktivis dan sejarawan NU yang dengan suka rela  membentuk kelompok sendiri untuk menyelamatkan arsip dan juga manuskrip yang banyak ditulis para kiai dan tokoh masyarakat di berbagai tempat. Bahan tersebut digunakan untuk menulis sejarah NU lokal dan peran para ulamanya dalam perjuangan nasional.

    Saat ini muncul kesadaran tinggi di kalangan muda bahwa NU tidak boleh hanya menjadi maf’ul (objek) tetapi harus menjadi fa’il (subjek), menjadi pelaku sejarah dengan menulis sejarahnya sendiri dan menentukan pilihan serta langkahnya sendiri.

    (Abdul Mun’im DZ, penggerak penelitian Sejarah Nusantara)

    Arsip NU Nahdhatul Ulama Sejarah NU
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Copy Link

    Related Posts

    Reaktualisasi Kearifan Lokal Bugis dalam Demokrasi

    6 November 2024

    Meluruskan dan Mengajarkan Sejarah NU

    22 Oktober 2024

    NU Dibesarkan oleh Para Ulama dengan Gaya Hidup Sederhana

    8 Oktober 2024

    Peluncuran Buku Risalah Pancasila: Menggali Pemikiran K.H. Asyiq Mukri dari Bawean

    2 Oktober 2024

    Percakapan Dua Orang Saksi Sejarah

    21 Agustus 2024

    ANRI Meneruskan Kerjasama dengan NU

    31 Juli 2024
    Leave A Reply Cancel Reply

    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Topik
    • Akpim Dipantara (2)
    • Berita (22)
    • Cerpen (1)
    • DA Institute (2)
    • Ekonomi Bisnis (1)
    • Historiografi (8)
    • Khasanah Pikir (16)
    • Puisi (1)
    Baca Lainnya
    Khasanah Pikir

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Oleh Atik Bintoro Pendahuluan Kerangka Kerja DAI5 merupakan satu diantara buah pikir Prof. Ahmad Indra…

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024

    Perhimpunan Periset Indonesia Wilayah Jawa Barat Mengikuti Kongres II PPI 2024 di Jakarta

    7 Desember 2024
    Terbaru

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024

    Perhimpunan Periset Indonesia Wilayah Jawa Barat Mengikuti Kongres II PPI 2024 di Jakarta

    7 Desember 2024
    Tentang Kami
    Tentang Kami

    Alamat: Jl. Kayu Manis No.9a, RT.6/RW.3, Balekambang, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13530

    Syarat dan Ketentuan
    • Definisi
    • Persyaratan dan Ketentuan
    • Ketentuan Konten
    • Penggunaan dan Hak Cipta
    • Undang-Undang ITE
    • Tim Redaksi
    Terbaru

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.