Jakarta, Dipantara Online — KH. Abdul Mun’im DZ, dalam acara Mukernas PKB di Jakarta Convention Centre pada 23 Juli 2024, mengungkapkan keheranan banyak pengamat, praktisi, dan profesional terhadap pencapaian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Pemilu 2024. PKB, yang sebelumnya terlihat biasa saja, berhasil meraih peningkatan suara yang luar biasa, hampir 11 persen, sejajar dengan Golkar. Sementara itu, partai lain cenderung stagnan, bahkan PDI-P mengalami penurunan hingga hanya memperoleh 16 persen suara.
Kyai Mun’im menjelaskan bahwa baik PKB maupun PDI-P sama-sama menghadapi tantangan eksternal, namun tantangan yang dihadapi PKB jauh lebih besar dan berlangsung lebih lama. PKB menghadapi tekanan dari partai pesaing, rezim, bahkan dari PBNU sendiri, namun tetap tegar. Sebaliknya, PDI-P yang hanya menghadapi goncangan singkat dari rezim, langsung mengalami kemerosotan. Ini menunjukkan bahwa fondasi partai berlambang banteng tersebut ternyata tidak sekuat yang dibayangkan.
Ketua Dewan Pembinan Akademi Kepemimpinan Diantara, Kyai Mun’im, menyatakan ada tiga faktor utama yang membuat PKB tetap kuat. Pertama, PKB memiliki basis massa yang solid, setelah berhasil memperkuat ideologi di akar rumput, sehingga konstituen tetap loyal meskipun terjadi guncangan. Kedua, PKB telah membangun sistem organisasi yang fungsional dan relatif rapi. Ketiga, PKB berhasil menciptakan kepemimpinan yang fleksibel dan piawai.
Cak Imin, sebagai Ketua Umum DPP PKB, selalu menunjukkan sikap tenang, dingin, dan rileks dalam menghadapi serangan selama pemilu yang penuh gejolak ini. Sikap fleksibel ini tidak hanya terlihat di tingkat pusat, tetapi juga dicontohkan di berbagai wilayah dan daerah, sehingga partai tetap solid dan teduh. Hal ini membuat PKB menjadi tempat berlindung yang nyaman bagi mereka yang mencari ketenangan, berbeda dengan PDI yang terlihat tegang dan reaktif menghadapi tekanan eksternal, sehingga mengakibatkan retaknya soliditas partai.
Kyai Mun’im menggambarkan situasi ini dengan perumpamaan gempa. Gempa yang melanda PDI-P hanya berkekuatan 5 skala Richter, namun menyebabkan kehancuran besar. Sebaliknya, gempa yang melanda PKB mencapai 8 skala Richter, namun bukannya menghancurkan, malah semakin mengokohkan posisi PKB sebagai partai yang disegani.
Dalam Pemilu 2024 ini, PKB telah membuktikan kualitasnya dalam mengonsolidasi dan membangun sistem kepartaian serta kepemimpinannya. Oleh karena itu, Kyai Mun’im yang juga Koordinator Nasional Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), menyarankan kepada peserta Mukernas PKB untuk menginternalisasi, memperkuat, dan memaksimalkan potensi, prestasi, serta pengalaman yang telah dimiliki, agar PKB semakin mengukuhkan posisinya sebagai partai besar di papan atas.
1 Komentar
Info-info yang ada sangat mencerahkan menyongsong era kebangkitan NU kedua.