Jakarta, 16 Juli 2024—Sejarawan dan arsiparis NU KH. Abdul Mun’im DZ melakukan kunjungan ke kantor Arsip Nasional Nasional Republik Indonesia (ANRI) Jakarta guna melihat keberadaan arsip NU di sana yang telah berhasil ditata dan diinventarisasi sehingga mudah diakses oleh publik. Kehadiran beliau diterima Oleh Deputi bidang Konservasi Dr. Kandar didampingi direktur akuisisi Ibu Endang yang selama ini memang terlibat dalam mengelola Arsip NU.
Pada kesempatan NU K. Mun’im DZ menjelaskan bahwa walaupun arsip NU telah berhasil diserahkan dan dikelola oleh ANRI menjadi arsip yang tertata dengan baik, tetapi masih banyak arsip yang tercecer di berbagai Lembaga NU dan pesantren juga di tangan keluarga NU sebagai arsip keluarga. Bahkan menurut keterangan K. Mun’im baru saja menemukan arsip eksklusif di Pulau Bawean berupa menuskrip tentang perumusan Pancasila yang ditulis oleh seorang ulama asal Bawean.
Mendengar keterangan itu Dr . Kandar kaget karena ini sebuah temauan besar yang bisa mengguncangkan dunia ketatanegaraan kita. Karena itu ANRI ingin segera melacaknya agar tidak rusak. Bahkan K. Mun’im menjelakan bahwa masih banyak arsip penting yang sekarang telah dikumpulkan oleh para peneliti Sejarah dan pecinta NU, sehingga koleksinya sudah semakin lengkap. Ada di Banyuwangi, Malang Sidoarjo, Surabaya, Medan dan sebagainya. Melihat kenyataan itu pihak ANRI berniat meneruskan Kerjasama dengan NU untuk menata Arsipnya. Dan saat itu juga beliau memanggil direktur bidang reservasi dan akuisisi guna menyampaikan temuan yang harus segera ditindaklanjuti.
PIhak ANRI juga menyatakan kegembiraannya mendengarkan banyak informasi penting dan juga pikiran penting yang disampaikan KH. Abdul Mun’im DZ sehingga kami juga akan terus mengusahakan. Kalau sudah ketemu Arsip atau manuskrip Pancasila tersebut kami ingin mengajak Kerjasama dengan Badan Pengembangan Ideologi Pancasila (BPIP), agar mendapatkan sumber lain untuk mensosialisaikan Pancasila, apalagi ini dari versi agama Islam dari kiai NU, ini sungguh menarik dan akan menjadi sumbangan besar bagi sejarah nasional, khususnya ketatanegaraan Indonesia.
Dr. Kandar bercerita bahawa pencarian arsip itu banyak suka dukanya, dan juga banyak misterinya,dia bercerita bahwa suatu Ketika kami menemukan arsip sangat penting, tetapi kami menjadi kecewa karena halaman pertama dan halaman terakhir tidak ada, sehingga kami sulit mengidentifikasi naskah tersebut baik penulisnya maupun tahun penulisannya. Suatu Ketika kami mendapatkan limpahan pengelolaan arsip dari daerah. Setelah kami tata ternyata di situ dengan tidak sengaja kami menemukan halaman depan dan halaman belakang dari arsip tersebut. Kami semua langsung sujud syukur, karena dengan temuan mudah kita ketahui identitas penulis dan penanggalan penulisannya. Penemuan tak sengaja terhadap hal penting itu merupakan pencapaian tertinggi dan memberikan kepuasan tersendiri bagi para arsiparis di ANRI.
Selanjutnya pihak ANRI juga membuka diri seandainya para peneliti, para arsiparis serta kolektor NU yang sudah ada itu minta bimbingan kepada ANRI akan sangat senang untuk membantunya, karena itu termasuk bagian dari tugas konservasi dari khazanah budaya Nusantara yang perlu dilestarikan. Munculnya para arsiparis sukarelawan itu perlu kita dampingi agar lebih professional dalam menjalankan minat, hobi dan misi historisnya. Demikian Deputi Konvervasi ANRI itu mengakhiri keterangannya.
(Laporan Adam GD)