Dipantara Aerospace Institute atau disingkat DA-Institute adalah kelompok kerja yang berada di dalam jaringan kerja Yayasan Panata Dipantara yang berkedudukan di Jakarta.
DA-Institute bergiat di ranah kedirgantaraan, yang meliputi giat di bidang: Sains, Teknologi, Industri, Kajian, Riset, Inovasi, Pendidikan, Pelatihan, Seminar, Publikasi, dan Sosialisasi kedirgantaraan.
Kelompok kerja DA-Institute didirikan dengan mempertimbangkan beberapa dasar pemikiran, diantaranya bahwa Indonesia memiliki wilayah sangat luas: Luas daratan sekitar 1.916.906,77 Km2, lautan 3.110.000 Km2, dan luas wilayah udara 8.300.000 Km2. Bahkan wilayah antariksa (luar angkasa) lebih luas lagi, serta memiliki potensi kebergunaan yang luar biasa bagi umat manusia, khususnya bagi bangsa Indonesia. Semua itu merupakan karunia Allah yang perlu disyukuri, dikelola, dan dijaga, agar memberikan manfaat sebesar besarnya bagi bangsa Indonesia.
Di sisi lain bangsa Indonesia memiliki banyak sekali ahli di bidang penerbangan dan atau antariksa yang kepakarannya diakui dunia. Terbukti mereka berperan penting dalam industri penerbangan dan badan antariksa Internasional.
Sesungguhnya para ahli itu memiliki komitmen yang tinggi untuk memajukan industri kedirgantaraan di negeri ini. Mungkin karena Indonesia belum mengembangkan teknologi kedirgantaraanya secara maksimal, mereka belum bisa mengabdikan secara penuh ilmu dan kepakarannya di negeri sendiri.
Oleh karena itu merespon berbagai persoalan dan peluang yang terbuka dan sekaligus menarik di sektor kedirgantaraan ini, maka Yayasan Panata Dipantara membentuk kelompok kerja Dipantara Aerospace Institute – DA-Institute untuk mengembangkan teknologi dan industri penerbangan dan keantariksaan serta segala yang terkait dengan kedirgantaraan. Selain itu, juga berusaha menghimpun dan mendayagunakan para ahli yang dimiliki bangsa ini yang selama ini tersebar di berbagai negara.
DA-Institute diharapkan bisa mendorong percepatan teknologi dan industri kedirgantaraan Nasional.
PROGRAM KERJA DA-Institute
Beberapa program KERJA yang akan dilakukan oleh Dipantara Aerospace Institute adalah;
- Melakukan berbagai macam penelitian dan kajian mengena persoalan kedirgantaraan yang mencakup kasawan udara maupun antariksa, kekuatan dan hambatannya.
- Mendidik dan melatih kaum muda di bidang kedirgantaraan baik aspek teknologi, ekonomi, hukum, politik, hingga budaya kedirgantaraan.
- Memberikan konsultasi, pendampingan dan bimbingan serta pengawasan di bidang kedirgantaraan.
- Melaksanakan Seminar, dan Pameran bidang Penerbangan dan Atariksa, baik Nasional maupun Global.
Dalam pelaksanaan program kerja, DA-Institute berharap dapat dukungan dan arahan dari mitra kerja maupun calon mitra kerja yang telah berpengalaman di bidang kedirgantaraan nasional maupun global, seperti: BRIN, PT.DI, ITB, NASA, Boeing, Airbus, ISRO, dan sebagainya.
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DA-Institute
Adapun Program kerja yang telah dilakukan oleh DA-Institute, antara lain, yaitu:
- Diskusi Terbatas Kedirgantaraan Nasional bersama Pakar
Tepat tanggal 15 Pebruari 2023, Dipantara Aerospace Institute – Yayasan Panata Dipantara menerima tamu terhormat, yaitu beberapa tokoh Nasional Tim Diaspora Dirgantara yang sudah teruji berpengalaman di bidang Industri Pesawat Terbang, baik pada saat mereka masih berada di Indonesia, maupun ketika menjadi Diaspora Dirgantara sebagai insinyur teknologi Pesawat terbang, khususnya di Amerika Serikat, Eropa, dan di Asia, semisal di Perusahaan Pesawat Boeing Amerika, maupun di Airbus Eropa.
Tim Diaspora Dirgantara dipandu oleh Pak Cipung yang berpengalaman sebagai Kepala Program Manufaktur Pesawat terbang, dan ditemani oleh para pakar yang berpengalaman sebagai: Instruktur Senior untuk memperoleh kualifikasi Sertifikasi dari AMTO (Aircraft Maintenance Training Organization) maupun AMO (Approved Maintenance Organization / Aircraft Maintenance Organization), Pakar yang berpengalaman di bidang Avionik elektronika Pesawat terbang, Pakar yang berpengalaman dalam bidang rancang bangun komponen pesawat terbang khususnya untuk Peralatan Avionik misi pertahanan dan keamanan, Praktisi Marketing produk Pesawat terbang. Disamping itu juga ikut hadir 2 orang muda, yaitu: Instruktur AMTO/AMO, dan Dosen Elektronika yang sedang menekuni AMTO/AMO.
DA-Institute sebagai tuan rumah diwakili oleh Romo KH. Abdul Mun’in DZ., Romo KH Adnan Anwar, KH. Khariri Makmun dan Kiyai Atik Bintoro, semuanya menyambut dengan penuh kegembiraan dan kekeluargaan atas kedatangan tokoh tokoh Nasional bidang Teknologi Pesawat terbang tersebut.
Pada kesempatan silaturahmi ini, Romo KH. Adnan Anwar, Anggota Dewan Pembina Yayasan Panata Dipantara, sambil berseloroh memberikan Gelar Kehormatan pada Pak Cipung sebagai Grand Syeikh Komunitas Nahdliyyin di bidang Teknologi Pesawat Terbang.
Di pertemuan kekeluargaan ini, semua yang hadir berbagi pengalaman di bidang masing masing, sehingga memperoleh kesepahaman bahwa Masa Depan Bangsa
yang Gemilang dapat diwujudkan, diantaranya melalui upaya Kebangkitan Kembali Industri Pesawat Terbang Nasional Indonesia. Upaya ini diharapkan bisa dilakukan melalui jalan sinergi, strategis, dan kolaborasi dari berbagai pihak, khususnya dari kalangan komunitas warga Nahdlatul Ulama.
Disamping itu, pengembangan Industri Pesawat Terbang juga akan mampu menjadi satu diantara pemacu peningkatan kualitas bangsa Indonesia dari sisi teknologi tinggi, yang selanjutnya akan bersama bersama menuju peningkatan kinerja yang lebih baik bagi bangsa Indonesia di segala bidang kehidupan, termasuk di bidang amaliah keagamaan maupun kesejahteraan umum.
Silaturahmi ditutup dengan harapan akan bertemu kembali untuk melakukan langkah kerja nyata dari program yang lebih Operasional di kalangan warga nahdiyyin. (Liputan Redaksi).
- Mendukung Produksi Pesawat udara N219 dari sisi Pemasaran Produk PT. DI.
- Sosialisasi Sains Teknologi Kedirgantaraan
- Seminar Industri Kedirgantaraan Indonesia di Lombok “Menyongsong Satu Abad Indonesia Tahun 2045
Bertempat di Hotel Lombok raya, Kota Mataram, NTB, Seminar Internasional dengan Tema : “Industri Kedirgantaraan Indonesia” berlangsung dari tanggal 23 s/d 24 September 2023. Acara yang melibatkan para pemangku dan teknokrat bidang penerbangan ini diselenggarakan oleh Dipantara Aerospace Institute bekerjasama dengan Universitas Nahdlatul Ulama NTB, PT.DI, PRTP=BRIN, Pemprov NTB., IAEC., PPI Jawa Barat, Dinas Perhubungan Jawa Timur, dan Kemenhub.
Seminar Kedirgantaraan ini, diselenggarakan dengan tujuan mendorong kembali perkembangan teknologi kedirgantaraan Indonesia, agar tumbuh atau lebih maju dibanding sebelumnya. Selain itu diharapkan dari seminar ini akan dapat mengkonsolidasi para Expert di bidang Industri pesawat Terbang khususnya yang berdiaspora di seluruh Dunia. Mereka ini terbukti masih menunjukkan kepeduliannya terhadap industri penerbangan nasional.
Dan yang lebih penting lagi sebagaimana disampaikan oleh Ketua Pembina Dipantara Aerospace Institute, KH. Abdul Munim DZ, seminar Dirgantara di Lombok akan merumuskan usulan Blue Print Industri Nasional khususnya dibidang industri kedirgantaraan (Pesawat Terbang) yang bisa mendorong Pertumbuhan Teknologi Kedirgantaraan Nasional. Agar proyek besar ini membawa keberkahan level nasional maupun global bagi bangsa Indonesia.
Seminar Internasional Kedirgantaraan menghadirkan para pakar dan ahli Teknologi penerbangan baik nasional maupun internasional. Para Pembicara yang akan menjadi narasumber antara lain, Cecep Jauhari (Senior Enginer IDTNS USA), Fadilah Hasim (Kepala Riset Teknologi Penerbangan BRIN), Gita Amperiawan (Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia), Triyoga (Luftansa Technik, Jerman), Bram Djermany (Senior Enginer IDTNS USA), Ananta Widjaya (Ketua IAEC) dan lain-lain.
Semenjak diselenggarakan Aero Summit tahun 2018 hingga kini, forum Kedirgantaraan belum pernah digelar kembali. Seminar saat ini salah satunya adalah untuk mengisi kekosongan tidak ada adanya Internasional Aero Summit yang biasanya diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Kegiatan Seminar Kedirgantaraan yang digelar di lombok saat ini menjadi ajang untuk mempertemukan para Perancang, Produsen, Operator Penerbangan, Akademisi dan Komunitas hobi atau pencinta kedirgantaraan. Selain itu melalui seminar ini telah terjalin kerjasama strategis antara Uiversitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB dengan PT Dirgantara Indonesia, salah satu BUMN yang secara khusus memproduksi pesawat-pesawat terbang kebanggaan Indonesia diantaranya CN295, CN235-220 MPA, NC212 Family, N219 dan lain-lain.
Rektor UNU NTB, Baiq Mulianah menyampaikan bahwa melalui seminar ini dan juga MoU kerjasama dengan PT.DI akan mendorong UNU NTB mengembangkan program studi yang terkait dengan bidang kedirgantaraan. Rektor juga mengatakan bahwa Kemajuan perkembangan teknologi di Indonesia yang semakin pesat membuat karya anak bangsa semakin diakui oleh dunia. Salah satu teknologi yang membuat Indonesia semakin dikenal oleh dunia adalah pesawat terbang. Banyak negara yang mulai memesan pesawat buatan Indonesia karena memiliki desain yang multifungsi. Disamping itu juga ada komitmen kerjasama antara UNU dengan Indonesia Aernautic Enginering Center (IAEC), Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) wilayah Jawa Barat, Pusat Riset Teknologi Penerbangan (PRTP) BRIN.
Desainnya yang multifungsi membuat banyak negara tertarik untuk membelinya. Hal ini dikarenakan pesawat buatan Indonesia bisa digunakan untuk kebutuhan militer, komersial, dan penerbangan pribadi. Tidak hanya dari sisi desainnya saja, teknologi pada pesawat terbang buatan Indonesia juga sudah menggunakan teknologi yang canggih, papar bu Rektor.
Kegiatan seminar selama dua hari yang dirangkai dengan Pameran Dirgantara dan Promosi Wisata Lombok 2023 dibuka oleh Pejabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat Drs.H.Lalu Gita Ariadi, M.Si. Dalam sambutanya PJ Gubernur menyambut baik pelaksanaan Seminar Internasional Kedirgantaraan di Lombok, NTB akan menjadi momentum kebangkitan Industri Kedirgantaraan Nasional.
PJ Gubernur sangat optimis dengan perkembangan Industri kedirgantaraan Indonesia. Salah satu produk PTDI yaitu pesawat N219 sangat dibutuhkan untuk pengembangan pariwisata Lombok dan membantu moda transportasi pada pelaksanaan PON 2028, dimana NTB, NTT dan Bali sebagai Tuan Rumah.
Seminar dan pameran ini memberikan potret besar bahwa masyarakat umum, pelajar, santri, akademisi, praktisi, periset, pelaku usuha, pemda masih sangat berharap bahwa Industri Penerbangan memiliki peluang besar untuk menjadi Kebanggaan Nasional dalam 1 Abad Indonesia, Indonesia Emas 2045.
—-
Liputan giat DAI – Kek Atek, dari banyak sumber