Bekasi, Dipantara Online — Perkembangan zaman yang begitu cepat, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI), telah berlangsung secara masif, sehingga perlu direspons dengan segera. Jika tidak, manusia akan menjadi objek teknologi. Menyikapi perkembangan tersebut, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) memperkuat pelaksanaan kaderisasi secara intensif dan masif.
Kegiatan yang diselenggarakan pada 19-23 September 2024 ini bertujuan untuk memaksimalkan proses kaderisasi. IPPNU membutuhkan pelatih yang terampil dan berpengalaman guna mendukung program ini.
“Untuk itu, PP IPPNU menyelenggarakan Pelatihan Pelatih Nasional guna melahirkan pelatih-pelatih andal yang siap disebar ke seluruh Indonesia,” ungkap Ketua Umum PP IPPNU, Washfi Falasufah.
Fela, sapaan akrab Ketua Umum PP IPPNU, menjelaskan bahwa kaderisasi saat ini dilakukan secara intensif di berbagai tingkatan. “Kader saat ini tidak hanya harus memperkuat mental dan spiritual, tetapi juga harus memiliki keterampilan yang memadai. Hal ini penting karena kita menghadapi persaingan bebas dengan tenaga ahli asing yang membanjiri negara kita,” tambahnya.
IPPNU telah merumuskan sistem kaderisasi secara komprehensif. Kini, fokusnya adalah pelaksanaan yang konsisten. Oleh karena itu, latihan pelatih terus dilakukan, karena selain kemampuan teknis, kesanggupan untuk menjalankan agenda besar ini juga sangat dibutuhkan. Untuk mencapai target dan tujuan tersebut, PP IPPNU mengundang narasumber berpengalaman dalam bidang kaderisasi, seperti KH. Abdul Mun’im DZ, perumus sistem kaderisasi PKPNU, serta Gus Nuruzzaman, pelaksana Pendidikan Kader Nasional PP Ansor, dan banyak lagi narasumber lainnya.
Selain materi tentang ideologi dan keterampilan, PP IPPNU juga menyuguhkan topik Analisis Kawan Lawan. Dalam kesempatan tersebut, KH. Abdul Mun’im DZ menegaskan bahwa dalam mengantisipasi perkembangan zaman, terdapat peluang dan tantangan yang harus dihadapi dengan bijak.
“Peluang dapat kita raih jika kita memiliki skill (keterampilan) yang baik. Begitu pula, tantangan perlu diantisipasi dengan cermat agar dapat dihadapi dengan mudah,” jelasnya.
Lebih lanjut, KH. Mun’im DZ mengutip KH. Wahab Hasbullah yang menekankan pentingnya mengantisipasi serangan lawan agar kita selamat dari gangguannya. “Jika kita bisa mengantisipasi, kita bisa memenangkan pertarungan, sehingga lawan dapat dijadikan kawan. Memahami lawan bukan berarti mencari musuh, melainkan untuk menghindari ancaman. Menghadapi lawan tidak selalu harus secara frontal; terkadang lebih baik merangkul dan mempengaruhi agar tidak ada perlawanan. Ini adalah cara yang paling aman dan efektif,” tambahnya.
Pelatihan Pelatih Nasional seperti ini sangat penting untuk dilaksanakan oleh organisasi mana pun, terutama bagi NU yang segera memasuki usia satu abad. Dengan perkembangan teknologi yang begitu spektakuler serta perubahan ekonomi dunia yang tidak terduga, kekacauan sosial dan politik bisa saja terjadi. Hanya kader yang siap dan memahami situasi ini yang dapat menghadapi tantangan dengan baik.
Laporan: Adam G.