Close Menu
    Terbaru

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Panata Dipantara
    panata
    • Beranda
    • Akpim Dipantara
    • Berita
    • DA Institute
    • Ekonomi Bisnis
    • Historiografi
    • Khasanah Pikir
    • Sastra
      • Cerpen
      • Puisi
    • Redaksi
      • Pengiriman Naskah
      • Tim Redaksi
    Panata Dipantara
    Home»Sastra»Puisi»Puisi-Puisi Nana Sastrawan
    Puisi

    Puisi-Puisi Nana Sastrawan

    99 Views18 Juli 2024Updated:16 Agustus 2024Tidak ada komentar6 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Telegram Pinterest Tumblr Reddit Email
    Share
    Facebook Twitter WhatsApp Copy Link

    MAKRIFAT BURUNG ABABIL

    Kau saksikan ribuan tentara bergerak di tengah gurun pasir
    debu-debu menggumpal, mengudara, menutup cahaya
    langit menjadi hitam seperti wajah-wajah yang muram
    pada masa itu, abrahah duduk di atas gajah
    membawa amarah pada ka’bah

    batu-batu gurun bergetar
    gunung-gunung gemetar
    disaksikan tubuh dari tanah
    disaksikan ruh dalam darah
    yang lahir dan yang batin
    menatap dingin

    kau saksikan tangan-tangan ibrahim dan ismail
    menjelma batu-batu, dari zaman ke zaman sebagai penanda
    tuhan yang satu bukan tuhan yang batu
    tuhan yang mengutus ababil
    sebagai catatan sejarah yang nyata
    meski berjuta-juta usia lahir dari tahun ke peradaban
    ababil telah membawa zikir menuju keabadian

    burung-burung bersayap malaikat
    terbang melayang menggemakan tasbih
    paruh-paruh menggigit bara dari batu
    batu-batu api berseru memasuki mata seribu tentara
    berjatuhan dari langit, segala terbakar, tanah yang berpijar
    gajah-gajah terguling menuju ke asal
    batu-batu api menimpa hingga gurun menyala-nyala
    kau saksikan ketamakan roboh, terpental ke ruang rahasia
    diikat oleh waktu sebagai riwayat menuju makrifat

    apa yang dapat kau baca pada peristiwa ini
    pertemuan atau perpisahan
    sementara perjalanan masih terus melangkah
    membawa pada muasal
    seperti ababil lenyap
    meninggalkan gurun yang hangus
    itulah hikmah bagi yang berpikir
    untuk seluruh makhluk yang berzikir

    MAKRIFAT SEEKOR CACING

    Air laut yang garam
    menyeret seekor cacing ke tengah lautan
    digulung arus, dihempaskan ke dasar samudera
    ia hanya menunggu nasib
    kematian yang hitam mendekat
    menjelma ikan-ikan yang lapar
    atau sekarat dalam gelombang bawah laut

    di gelap dasar lautan sebuah batu yang retak
    mengapit tubuh cacing itu
    ia hidup di antara ajal yang kejam
    seperti hitam, tak ada pandangan yang memutihkan
    ia menggigil dalam diam

    kau pasti tak percaya: betapa hidup dan mati adalah sebuah rahasia
    dijepit batu, terombang-ambing gelombang tanpa kepastian
    ia diberi makanan dari lumut, dari kotoran-kotoran yang dibawa arus
    dari sebulir lumpur jadi segaris nyawa, membawa ia pada masa depan
    betapa bisa mustahil sebuah perjalanannya terlepas
    dari apitan batu

    terdampar di sebuah pantai
    disaksikan sulaiman
    ia pun berkisah
    betapa tuhan memberikan kasih sayang
    pada seluruh makhluk

    Air laut yang garam
    menyeret seekor cacing ke tengah lautan
    ….

    MAKRIFAT BURUNG HUD HUD

    Perjalanan angin menerbangkan hud hud
    ke negeri saba; musim yang hijau dan tanah yang ranum
    seorang ratu jelita menyembah matahari
    yang tenggelam di waktu malam
    yang gelap disaat mendung
    yang fana

    ia terbang pada sulaiman
    membawa berita, cerita dari negeri tanpa kemarau
    sedang ia pernah berjanji pada waktu
    yang mengajari harga sebuah pertemuan

    kepada sulaiman ia mengabdi, bermunajat
    dalam tauhid, hakikat cakrawala, mengikuti udara
    membawa surat kepada balqis tentang tuhan yang tunggal
    karena cinta bukan sekadar rupa dunia
    ia membuka dada seluruh bumi dan langit
    melahirkan sejarah dalam menyatukan dua hati
    atas nama kasih yang luhur; tuhan semesta alam

    kepakan sayap melintasi jarak berkilo meter
    terik matahari gurun
    memanggang tubuh
    dari balik gunung-gunung gurun pasir
    ia memahami zikir yang paling sunyi
    di dalam dadanya, ada jalan yang cerah
    bagi manusia-manusia yang mengambil hikmah
    pada riwayat sulaiman

    MAKRIFAT IKAN NUN

    Dari ikan nun, yunus belajar tentang berserah diri
    tentang menyadari suatu kesalahan
    dan doa yang sunyi
    dalam gelap dan asing
    meratapi luka hitam dalam usia, hanya dalam perut ikan
    menghabiskan waktu pada rasa sesal

    dari yunus, nun belajar menjadi tabah
    sebagai makhluk dari tanah, yunus memiliki nafsu amarah
    ia menjadi sejarah
    membawa nabi menuju daratan sesuai titah
    dan kembali pada ninawa mengabarkan risalah

    dari yunus dan nun, kita belajar beribadah

    MAKRIFAT ULAR-ULAR

    Musa melemparkan tongkatnya, lalu berubah menjadi ular

    ada seribu tanda tanya terpahat dalam kepala
    ketika ular musa memakan ular-ular para penyihir
    inikah rupa mukjizat yang harus diyakini
    dan berkata; agama musa menunjukkan tuhan
    atau barangkali bungkam seperti batu

    tetapi ini adalah ular, binatang yang bermakna sadis
    mengerikan, tidakkah ini pun nujum

    seekor ular menyelinap ke taman surga
    adam dan hawa tergoda
    khuldi terpetik, mereka jatuh ke bumi

    seekor ular menggigit kaki abu bakar
    air mata jatuh di wajah muhammad
    berkatalah; sudah bertahun-tahun bertapa
    di dalam goa ini, ingin kusaksikan rupa nabi akhir zaman

    Musa melemparkan tongkatnya, lalu berubah menjadi ular

    adakah nurani yang jernih dari peristiwa seekor ular
    di antara kisah-kisah masa lalu
    sesungguhnya setiap makhluk adalah wujud
    keberadaan tuhan yang satu

    lalu, apakah kita menjadi ular musa
    atau ular-ular para ahli nujum?

    MAKRIFAT SEEKOR DOMBA

    Memandang bukit safa dan marwa
    menenun kembali kisah-kisah tua
    segala perjuangan melawan yang murka
    dalam diri manusia;nafsu dunia
    pada makhluk api yang durhaka

    seorang perempuan berlari-lari di antara keduanya
    mencari air untuk ismail yang dahaga
    kau tumpahkan dari tanah gurun
    ;zam zam, zam zam!

    mimpi ibrahim menggetarkan seluruh makhluk
    mungkinkah ia seperti ular gurun yang memakan telurnya
    sementara api berpesta, memanggang roti, meminum anggur
    dalam kobar panasnya berkata; inilah waktu keluarga ibrahim
    tersesat bersama pengikutnya, bersama rasa kasih dan sayangnya

    pada sebuah ruang seekor domba samadi
    berzikir pada yang kuasa
    bahwa waktu adalah jalan yang panjang
    dalam musim-musim yang gigil
    menemani kita yang hanya mendulang cerita
    bertukar legenda seolah epos keramat membawa fantasi

    ismail dibawa ke gurun, ibrahim mengasah kapak
    seperti ia meruntuhkan patung-patung
    pada hari itu, air matanya pun berguguran
    patung-patung menjelma manusia menggoda mereka
    dengan batu ibrahim melempar amarah
    dengan batu ismail menumbuk serakah
    lebur, segala hanya satu; tuhan

    tak ada siapa-siapa di sini
    ibrahim hanya memejamkan mata
    mata pisau di leher ismail
    inilah penyembelihan sebagai pembuktian
    ; iman

    pada sebuah ruang seekor domba mengembik
    darah bercucuran di lehernya
    inilah zikir sunyi makrifat
    sebagai hamba
    sebagai diri yang tak memiliki segala

    MAKRIFAT UNTA BETINA

    Seekor unta lahir dari batu
    dari tebing gurun
    membacanya adalah memandang jantung
    degupnya hingga ke muara
    siapa percaya binatang membelahnya?
    hanya pada orang-orang yang bercermin

    menatapnya mengembara di kaum tsamud
    pada pemukiman cadas, memahat batu
    membangun peradaban di gunung
    yang menyimpan panas cahaya
    air susunya mengalir kepada mulut-mulut
    yang mendustakan akan maha pencipta
    siapa mampu menyakininya?
    hanya pada wajah-wajah bersuci

    zikir unta betina di sumur bangsa batu
    bersama saleh pembawa risalah
    di tengah-tengah wajah legam
    yang angkuh pada kekuatan sendiri
    pada lempung yang mengeras
    sekeras hati keturunan kaum ad

    inilah pesan yang dititipkan pada zaman
    untuk manusia peradaban digital
    bahwa kekuatan dan kecerdasan hanyalah fana
    seperti gempa meruntuhkan orang-orang gurun
    sebagai isyarat; tiada tuhan melainkan tuhan itu sendiri

    di pundak bangsa tsamud
    batu-batu berderak menjelma prahara

    Nana Sastrawan, lahir 27 Juli di Kuningan, Jawa Barat. Dia pernah menjadi peserta Mastera Cerpen (Majelis Sastra Asia Tenggara 2013) dari Indonesia bersama para penulis dari Malaysia, Brunei, Singapura. Meraih Penghargaan Acarya Sastra IV dari Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015

    Puisi Filsafat Islam Puisi Religius Sastra Islam
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Copy Link
    Leave A Reply Cancel Reply

    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Topik
    • Akpim Dipantara (2)
    • Berita (22)
    • Cerpen (1)
    • DA Institute (2)
    • Ekonomi Bisnis (1)
    • Historiografi (8)
    • Khasanah Pikir (16)
    • Puisi (1)
    Baca Lainnya
    Khasanah Pikir

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Oleh Atik Bintoro Pendahuluan Kerangka Kerja DAI5 merupakan satu diantara buah pikir Prof. Ahmad Indra…

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024

    Perhimpunan Periset Indonesia Wilayah Jawa Barat Mengikuti Kongres II PPI 2024 di Jakarta

    7 Desember 2024
    Terbaru

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024

    Perhimpunan Periset Indonesia Wilayah Jawa Barat Mengikuti Kongres II PPI 2024 di Jakarta

    7 Desember 2024
    Tentang Kami
    Tentang Kami

    Alamat: Jl. Kayu Manis No.9a, RT.6/RW.3, Balekambang, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13530

    Syarat dan Ketentuan
    • Definisi
    • Persyaratan dan Ketentuan
    • Ketentuan Konten
    • Penggunaan dan Hak Cipta
    • Undang-Undang ITE
    • Tim Redaksi
    Terbaru

    Pokok Pikiran Prof. Ahmad Indra Siswantara dalam Kerangka Kerja DAI5 Menjadikan Hidup Semakin Lebih Baik

    17 April 2025

    Kenapa Turki Mendukung Pemberontak Suriah?

    19 Desember 2024

    Mengapa Suriah Harus Dihancurkan?

    9 Desember 2024

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.