Abdul Mun’im DZ Bersama Dr. Kandar Deputi ANRI
dan Direktur Pengolahan Arsip Wiwi Diana Sari, melihat penataan arsip NU di Lembaga itu.
ANRI Jakarta 16 Juli 2024–Sejak penyerahan terakhir Arsip NU ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) tahun 2014 langkah itu tidak dilanjutkan. Beberapa waktu lalu KH Abdul Mun’im DZ melakukan kunjungan ke ANRI ingin melihat hasil pengolahan arsip NU yang selama ini dikerjakan oleh ANRI. Kehadiran K. Mun’im diterima oleh Dr. Kandar Deputi Konservasi ANRI. Kehadiran tamu NU itu diterima dengan senang hati karena ingin terus menjalin Kerjasama dibidang kearsipan dengan PBNU karena NU merupakan pioner dalam soal kearsipan.
Pada kesempatan Itu Dr. Kandar menegaskan Kembali bahwa hingga saat ini sejak penataan arsip NU oleh ANRI tahun 2013- 2014, terbukti NU masih pemegang rekor sebagai organisiasi atau Lembaga di Indonesia yang paling baik arsipnya, baik sistem pengarsipannya, kelengkapannya maupun sitematikanya. Kami dulu berharap setelah NU berhasil menata dan menyerahkan arsipnya ke ANRI segera diikuti oleh ormas yang lain seperti Muhammadiyah, Persis serta Sarekat Islama atau yang lain, bahkan diikuti kalangan TNI, Polri dan juga kalangan korporasi. Tetapi nyatanya mereka sampai tahun ini belum bisa menyerahkan Arsipnya.
Keberhasilan NU ini juga merupakan prestasi bagi kami di ANRI, sehingga bisa kami jadikan sebagai percontohan bahkan K. Mun’im DZ dari PBNU sering kami minta memberikan paparan tentang pengelolaan arsip di NU dalam berbagai lokakarya yang diselenggarakan oleh ANRI. Kegiatan semacam itu setidaknya telah mampu memberikan kesadaran dan dorongan berbagai pihak agar rapi dan tertib menyimpan arsip yang dimiliki. Hal seperti itu terus kami sampaikan kepada ormas dan berbagai Lembaga negara dan swasta.
Memang penataan dan inventarisasi arsip NU ini juga berproses dalam waktu yang cukup panjang. Bermula sejak KH. Munasir Ali Sekjen PBNU tahun 1982-1983 menyerahkan Arsip NU ke Arsip Nasional menjadikan NU, sebagai lembaga pertama yang menyerahkan arsipnya ke ANRI. Langkah KH. Munasir Ali itu kemudian diteruskan dan dilengkapi oleh KH. Abdul Mun’im DZ, Wakil Sekjen PBNU tahun 2013 hingga 2014 sehingga menjadi lengkaplah Arsip NU, sehingga tahun itu kami melakukan eskpose arsip NU yang dihadiri ormas dan lembaga negara serta BUMN.
Memang untuk mengakuisisi sebuah arsip tidak mudah karena mungkin dianggap rahasia organisasi, atau pusaka keluarga dan sebagainya. Hingga saat ini kami masih kesulitan mengakses arsip TNI, padahal kalau ada masalah baik untuk kepentingan akademik, politik atau administratif sering TNI datang ke sini untuk mencari data. Saya katakan bahwa atas nama kerahasiaan, TNI belum menyerahkan arsipnya ke ANRI. Satu contoh lagi sejak tahun 2013 kami telah bekerjasama untuk memindahkan arsip keluarga Henk Ngantung mantan Gubernur Jakarta tahun 1960-an, ternyata sudah lewat sepuluh tahun belum kesampaian, karena masih ada perselisihan keluarga.
Dr. Kandar menambahkan bahwa ke depan ANRI akan terus melakukan akuisisi serta preservasi arsip, dan di sini peran NU masih sangat penting sebagai contoh. Seperti pengalaman dulu PP Persis menolak keras Ketika ANRI mencoba mengakses arsip yang ada di kantornya. Ternyata Persis pernah kehilangan arsip karena dipinjam orang dan tidak balik. Begitu Ketua Umumnya kita ajak ke ANRI, beliau melihat arsip Nu telah tertata dengan rapi dan tersimpan aman, maka Persis segera mempercayakan arsipnya untuk dikelola pleh ANRI.
Memang kerja di kearsipan ini harus banyak menjelaskan, karena arsip ini sering diangap sampah, padahal bagi orang lain ini merupakan tambang emas yang tak ternilai harganya. Di situlah kami terus melakukan edukasi reservasi dan layanan bagi keluarga atau lembaga yang tidak mau menyerahkan arsipnya ke ANRI kami juga memberikan bimbingan untuk merawat arsip mereka agar tidak rusak atau hilang. Di saat yang sama kami melakukan registrasi agar keberadaan arsip tersebut bisa dilacak dan juga sebagai referensi kalau ada orang yang butuh suatu informasi bisa kami rujuk ke pemiliknya. Semuanya dapat dilacak demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa.