Oleh: Zaenuddin Endy
Aktivis Penggerak NU Sulsel
Direktur Pangadereng Institut (PADI)
Dalam budaya Bugis, terdapat pepatah yang sangat dihormati dan dijadikan pedoman hidup, yaitu taro ada taro gau. Secara harfiah, pepatah ini berarti “konsisten antara perkataan dan perbuatan.” Taro ada taro gau mengandung nilai-nilai luhur tentang kejujuran, integritas, dan komitmen yang teguh. Dalam falsafah hidup Bugis, seseorang yang memegang prinsip taro ada taro gau adalah mereka yang berpegang teguh pada perkataan dan selalu berusaha menjadikan perbuatannya sejalan dengan apa yang ia ucapkan.
Pepatah ini bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan sebuah prinsip yang membentuk etika sosial dan menjadi fondasi dalam kehidupan masyarakat Bugis. Taro ada taro gau menjadi dasar dalam membangun kepercayaan, menjaga kehormatan diri, dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang lain. Pada tulisan ini, akan diulas lebih dalam makna dari prinsip taro ada taro gau, bagaimana falsafah ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan relevansinya di tengah perubahan zaman.
Makna dan Nilai Luhur Taro Ada Taro Gau
Taro ada taro gau merupakan konsep yang menyiratkan bahwa setiap perkataan adalah janji, dan janji adalah utang yang harus ditepati. Orang Bugis yang menjalani prinsip ini percaya bahwa kehormatan seseorang terletak pada konsistensi antara perkataan dan tindakannya. Jika seseorang mengucapkan sesuatu, maka ia berkewajiban untuk menjalankannya dengan setia. Sebaliknya, jika tidak mampu menepati perkataan tersebut, maka itu dianggap sebagai pelanggaran terhadap kehormatan diri, yang dapat menurunkan martabat seseorang di mata masyarakat.
Prinsip ini mengajarkan bahwa kejujuran bukan sekadar tentang menghindari kebohongan, tetapi tentang memegang teguh komitmen yang diucapkan. Bagi masyarakat Bugis, perkataan adalah simbol kehormatan, dan menjaga kehormatan adalah salah satu nilai paling penting dalam hidup. Nilai luhur yang terkandung dalam taro ada taro gau diantaranya nilai kejujuran dan Integritas.
Kejujuran menjadi landasan utama dalam prinsip taro ada taro gau. Ketika seseorang berbicara atau berjanji, kejujuran adalah hal yang tidak boleh dilanggar. Prinsip ini mengajarkan bahwa perkataan yang keluar dari mulut haruslah benar dan tulus, bukan sekadar untuk menyenangkan atau menguntungkan diri sendiri. Integritas dalam perkataan menjadi cerminan dari kehormatan diri.
Taro ada taro gau juga mengandung nilai komitmen dan tanggung jawab. Jika seseorang sudah berkata atau berjanji untuk melakukan sesuatu, maka ia harus bertanggung jawab untuk menepatinya. Sikap bertanggung jawab ini dimaksudkan dengan menjalankan segala tugas dan fungsinya dilaksanakan secara amanah. Hal ini akan menciptakan kepercayaan di antara orang-orang dalam masyarakat, karena setiap perkataan memiliki bobot yang besar dan harus dihargai. Dengan komitmen yang kuat, masyarakat Bugis menjaga keteraturan dan kepercayaan dalam hubungan sosial.
Nilai luhur lain yang terkandung dalam taro ada taro gau adalah kehormatan dan harga diri. Dalam falsafah Bugis, menjaga kehormatan atau siri’ adalah hal yang sangat penting. Taro ada taro gau adalah bagian dari upaya menjaga siri’ atau martabat diri, karena seseorang yang selalu konsisten antara perkataan dan perbuatan dianggap sebagai pribadi yang terhormat. Kehormatan bukanlah sesuatu yang dapat dibeli atau diraih secara instan, tetapi merupakan hasil dari kejujuran, tanggung jawab, dan komitmen yang dipegang teguh.
Implementasi Taro Ada Taro Gau dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam hubungan keluarga, prinsip taro ada taro gau sangat penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Ketika seorang kepala keluarga berjanji untuk memberikan dukungan atau perhatian kepada anggota keluarganya, ia wajib menepatinya. Misalnya, seorang ayah yang berjanji untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya harus memastikan bahwa ia menjalankan tanggung jawab itu. Hal ini tidak hanya menunjukkan bahwa ia adalah ayah yang bertanggung jawab, tetapi juga memberi contoh nilai integritas kepada anak-anaknya.
Dalam pergaulan sehari-hari, prinsip taro ada taro gau menciptakan kepercayaan di antara teman-teman dan tetangga. Misalnya, jika seseorang berjanji untuk membantu tetangganya dalam suatu pekerjaan atau janji untuk hadir di suatu acara, ia akan dihormati jika menepati janji tersebut. Sebaliknya, jika ia berjanji tetapi tidak menepatinya tanpa alasan yang jelas, ia bisa dianggap tidak memiliki komitmen dan kehilangan kepercayaan dari lingkungannya.
Prinsip taro ada taro gau juga sangat relevan dalam dunia politik. Meskipun sering dianggap sebagai dunia yang penuh dengan janji, politik juga bisa menjadi arena untuk menerapkan taro ada taro gau. Politisi yang berjanji kepada masyarakat seharusnya konsisten antara perkataan dan perbuatan. Mereka yang berpegang pada taro ada taro gau akan lebih dihormati oleh masyarakat karena tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan tindakan nyata. Politisi yang konsisten antara perkataan dan perbuatannya akan dikenal sebagai sosok yang dapat dipercaya dan memiliki integritas.
Menjaga Nilai Taro Ada Taro Gau untuk Kehidupan yang Bermakna
Prinsip taro ada taro gau adalah nilai luhur yang menekankan pentingnya konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Di tengah dunia yang semakin cepat berubah, nilai ini menjadi pedoman yang kokoh untuk menjaga kejujuran, komitmen, dan integritas. Dengan menjalani hidup yang sejalan dengan prinsip taro ada taro gau, seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih dihormati, baik di dalam keluarga, lingkungan sosial, maupun dunia profesional.
Meskipun taro ada taro gau adalah prinsip yang berasal dari budaya Bugis, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap relevan di era modern. Di tengah dunia yang semakin kompleks, prinsip ini menjadi penyeimbang di antara dinamika modernitas yang kadang bisa mengaburkan makna kejujuran dan komitmen.
Menghidupkan kembali falsafah taro ada taro gau dalam kehidupan modern bukan hanya tentang menghormati warisan leluhur, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan harmonis. Jika setiap individu mampu mengaplikasikan nilai-nilai ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih jujur, penuh kepercayaan, dan saling